Saturday 1 November 2014

Pengalaman khitan Aslam

Syukur Alhamdulillah tanggal 23 Oktober kemarin akhirnya Aslam sunat. Sudah lega sekali rasanya. Rasanya begitu berdebar-debar menunggu hari itu. Malam hari sebelum hari H rasanya tidak nyenyak tidur, terbangun tiap beberapa jam, dan jam 4 pagi sudah tidak terasa ngantuk seperti biasa. Aslam pun Alhamdulillah sangat kooperatif. Beberapa hari sebelumnya, kami sudah beritahu Aslam kalau dia mau dikhitan, dan dia bilang iya. Tadinya saya kuatir, karena saya pikir itu jawaban iya dari seorang anak yang tidak mengerti apa arti khitan. Kami bilang lagi sehari sebelum hari H. Kami bilang Aslam harus puasa dulu sebelum khitan, dan lagi-lagi ia jawab iya. Saya makin kuatir dia tidak tahu. Mengingat Aslam sangat aktif, kami kuatir dia tidak kuat menahan untuk tidak minum selama 6 jam.

Tapi malamnya, Aslam terbangun beberapa kali untuk minum, dan jam 4 pagi dia minum lagi, kami bilang, habis ini Aslam puasa sampai setelah sunat ya. Dia bilang iya. Aslam terbangun beberapa kali malam sebelum sunat untuk minum. Alhamdulillah Aslam tidak rewel. Kami sempat kuatir dia tidak kooperatif saat diinfus. Syukur Alhamdulillah dia sangat kooperatif sampai masuk ruang operasi. Aslam agak rewel ketika tersadar dari anestesi, mungkin masih setengah sadar. Minta pipis ke kamar mandi, tapi akhirnya tidak keluar, dan setelah itu tertidur lagi. Aslam terbangun ketika akan dipindah ke bangsal, dan sudah tidak rewel lagi. Dia tenang sekali, excited saat naik lift, excited dengan gelang pasien yg dipakai, excited dg infus. Sampe kamar kebetulan acara tv upin ipin, alhasil dia anteng. Langsung makan banyak. Hanya rewel saat akan pipis.

Alhamdulillah, rasanya sudah lega sekali. Aslam begitu kooperatif. Rasa trauma yang dikhawatirkan sebelumnya tidak ada. Bahkan dia excited sekali dengan pengalaman baru diinfus, jadi pasien, dipasang gelang pasien, sampai pengalaman naik lift. Bahkan dia mengingat nama perawat igd yang memasangkan gelang.

Mungkin memang begitu dunia anak2, menarik, apa yang menakutkan tidak diingat atau jadi hal yang traumatis, tapi yang diingat adalah pengalaman2 baru yang menarik untuknya. Alhamdulillah, sungguh syukur kami padaMu. Terimakasih Engkau mudahkan semuanya.